Selasa

Disappointed

Tahun 2007, jadi salah satu pengalaman dalam hidup saya. Dengan dukungan luar biasa, saya "nekat" untuk ikut ajang pemilihan Mas dan Mbak Sukoharjo. Seleksi tahap pertama, Alhamdulillah lolos untuk kemudian langsung masuk ke grand final. Walau cuma bawa predikat "finalis", paling ga ada pengalaman yang terbeli dalam hidup.

"Gak papa, yang penting nambah pengalaman, nambah teman," kata ibu yang terus menyemangati.

26 Maret 2022, jadi pengalaman pertama untuk si bungsu berpartisipasi dalam sebuah perlombaan. Seperti sebuah cermin, cerita kami sama, yaitu "gagal". Namun, posisi saya saat ini adalah sedang berdiri di posisi ibu belasan tahun yang lalu.

"Wah, Mba hebat, keren banget. Waktu ibu seusia Mba, ibu belum pernah dapet medali."

Wajah murungnya akhirnya tersibak dengan seuntai senyum dari bibir tipisnya. Satu jam kemudian dia mulai siap bercerita tanpa diminta. 

Dalam sebuah pertandingan aku pikir wajar peserta memiliki optimisme untuk menjadi juara. Maka wajar pula kalau akhirnya pertandingan itu ditutup dengan rasa kecewa akibat kekalahan. Jadi, bukan waktu yang tepat saat seseorang sedang merasa hancur mentalnya kemudian seseorang yang diharapkan bisa jadi support system tapi justru sebaliknya, membantai lagi dengan kalimat-kalimat yang justru menjatuhkannya pada titik terendah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar