“Aduh, kurang ajar! Minggir
sana!” teriak Maryanah sambil melemparkan tubuh Bambu ke lantai agar menjauh
dari tumpukan ayam bakarnya.
Bambu terpelanting di lantai dapur, sambil bangkit dia hanya
mengeong lirih. Menahan sakit, menahan lapar. Sebelumnya dia membayangkan empuk
dan lezatnya satu potong ayam untuk pengisi perutnya yang kosong dari kemaren
sore. Padahal biasanya jam segini dia sudah tidur di bangku teras dengan perut
yang sudah kenyang.